KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah PDB, PERTUMBUHAN EKONOMI,
PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI INDONESIA ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang
dimilikinya.
Saya sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai hal yang akan dibahas padamakalah ini. Saya menyadari masih banyak
kekurangan didalam tugas pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini
dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan
BAB
I
Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang
PDB,
Pertumbuhan Ekonomi, Perubahan Struktur Ekonomi Indonesiatelah berlangsung
bertahun-tahun dari masa sejarah hingga saat ini, di sini akan kita bahas
sebagian besar dari hal tersebut.
1.2 Rumusan
Masalah
Apa
yang dimaksud dengan Produk Domestik Bruto?
Bagaimana
pertumbuhan ekonomi Indonesia terjadi selama bertahun tahun hingga saat ini?
Apa
saja yang terjadi pada perubahan struktur ekonomi Indonesia?
1.3 Tujuan
Penulisan
Agar
pembaca tahu tentang Produk Domestik Bruto, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dan
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia.
BAB
II
Pembahasan
PDB,
PERTUMBUHAN EKONOMI, PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI INDONESIA
Produk
Domestik Bruto
Antara tahun 1965 sampai 1997
perekonomian Indonesia tumbuh dengan persentase rata-rata per tahunnya tujuh
persen. Dengan pencapaian ini Indonesia tidak lagi berada di tingkatan
“negara-negara berpendapatan rendah” melainkan masuk ke tingkatan “negara-negara
berpendapatan menengah”. Meskipun demikian, Krisis
Keuangan Asia yang terjadi di akhir tahun 1990an telah memberikan efek
negatif bagi perekenomian nasional, akibatnya produk domestik bruto (PDB)
Indonesia turun 13.6 persen di tahun 1998 dan naik sedikit di tahun 1999
sebanyak 0.3 persen. Antara tahun 2000 sampai 2004 perekenomian mulai memulih
dengan rata-rata pertumbuhan PDB sebanyak 4.6 persen per tahun. Setelah itu PDB
Indonesia meningkat dengan nilai rata- rata per tahun sekitar enam persen,
kecuali tahun 2009 dan 2013, ketika gejolak krisis keuangan global dan
ketidakpastian terjadi. Meski masih cukup mengagumkan, PDB Indonesia turun ke
nilai 4.6 persen dan 5.8 persen pada kedua tahun tersebut.
Ada asumsi bahwa peran sektor
industri akan menguat terhadap PDB Indonesia sementara sektor pertanian dan
jasa akan melemah, karena saat ini sektor manufaktur adalah sektor yang paling
popular di Indonesia untuk investasi asing langsung. Selain itu, untuk
industri-industri inovatif tertentu pemerintah Indonesia memberikan tax holiday
(membebaskan atau mengurangi pajak penghasilan sementara untuk investor asing)
dan dalam waktu yang bersamaan akan menyiapkan insentif-insentif guna
merangsang industri nasional dengan melarang ekspor bahan baku di tahun 2014
(untuk industri pertambangan). Langkah ini memaksa dunia perindustrian untuk
membangun pabrik dan fasilitas pengolahan untuk menghasilkan produk nilai
tambah.
Salah satu ciri khas Indonesia
yang cukup menonjol adalah bahwa bagian barat negeri ini secara signifikan
mendapatkan porsi lebih besar berkaitan dengan kontribusinya terhadap
pertumbuhan PDB. Pulau Jawa (terutama Jakarta dan sekitarnya) dan Sumatra
berkontribusi lebih dari delapan puluh persen total PDB Indonesia. Alasan utama
situasi ini adalah karena bagian barat Indonesia posisinya lebih dekat dengan
Singapura dan Malaysia. Ketiga wilayah ini dilihat secara historis dulunya
sama-sama berfungsi sebagai pusat kegiatan ekonomi di Asia Tenggara. Sementara
itu, bagian timur Indonesia terletaknya di vakum ekonom
dan populasi penduduknya cukup rendah.
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk membangun
manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus dilaksanakan dengan
berpedoman pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan ekonomi
harus dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kegiatan ekonomi
di berbagai sektor akan memberikan dampak baik secara langsung maupun tidak
langsung terhadap penciptaan lapangan kerja, sehingga diharapkan peningkatan
pendapatan, serta kesejahteraan masyarakat dapat diperbaiki.
Weiss dalam Tambunan (2001), menyatakan bahwa pembangunan ekonomi dalam
periode jangka panjang, mengikuti pertumbuhan pendapatan nasional akan membawa
suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional
dengan pertanian sebagai sektor utama, ke ekonomi modern yang didominasi oleh
sektor-sektor non primer, khususnya industri manufaktur dengan increasing
returns to scale(relasi positif antara pertumbuhan output dengan
pertumbuhan produktivitas) yang dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan
ekonomi.
Keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu wilayah dapat dilihat dari
pendapatan perkapita masyarakat yang mengalami peningkatan secara terus-
menerus (dalam jangka panjang) dan disertai terjadinya perubahan fundamental
dalam struktur ekonomi. Dengan demikian, pembangunan ekonomi lebih bersifat
kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat
perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan adanya alokasi input pada
berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan atau pendidikan
, dan teknik.
Pembangunan ekonomi tidak terlepas dari pertumbuhan ekonomi. Pembangunan
ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi
memperlancar proses pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan
ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan
dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu wilayah dikatakan mengalami
pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di wilayah tersebut.
Untuk dapat meningkatkan pendapatan nasional, maka pertumbuhan ekonomi
menjadi salah satu target yang sangat penting yang harus dicapai dalam proses
pembangunan ekonomi. Oleh karena itu tidak mengherankan jika pada awal
pembagnunan ekonomi suatu Negara, umumnya perencanaan pembangunan eknomi
berorientasi pada masalah pertumbuhan. Untuk Negara-negara seperti Indonesia
yang jumlah penduduknya sangat besar dan tingkat pertumbuhan penduduk yang
sangat tinggi ditambah kenyataan bahwa penduduk Indonesia dibawah garis
kemiskinan juga besar, sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi sangat penting dan
lajunya harus jauh lebih besar dari laju pertumbuhan penduduk agar peningkatan
pendapatan masyarakat perkapita dapat tercapai.
Pertumbuhan ekonomi dapat menurunkan tingkat kemiskinan dengan menciptakan
lapangan pekerjaan dan pertumbuhan jumlah pekerja yang cepat dan merata.
Pertumbuhan ekonomi juga harus disertai dengan program pembangunan social.
PERUBAHAN
STRUKTUR EKONOMI
Struktur
perkonomian adalah komposisi peranan masing-masing sektor dalam perekonomian
baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam sektor primer,
sekunder, dan tersier. Pembangunan ekonomi jangka panjang dengan pertumbuhan
PDB akan membawa suatu perubahan mendasar dalam struktur ekonomi, dari ekonomi
tradisional dengan pertanian sebagai sektor utama ke ekonomi modern yang
didominasi oleh sektor-sektor nonprimer sebagai motor utama penggerak
pertumbuhan ekonomi.
Pergeseran struktur ekonomi secara makro-sektoral senada dengan pergeserannya secara keuangan (spasial). Ditinjau dari sudut pandang keuangan (spasial), struktur perekonomian telah bergeser dari struktur pedesaan menjadi struktur perkotaan modern.
Struktur perekonomian indoensia sejak awal orde baru hingga pertengahan dasa warsa 1980-an berstruktur etatis dimana pemerintah atau negara dengan BUMN dan BUMD sebagai perpanjangan tangannya merupakan pelaku utama perekonomian Indonesia. Baru mulai pertengahan dasa warsa 1990-an peran pemerintah dalam perekonomian berangsur-angsur dikurangi, yaitu sesudah secara eksplisit dituangkan melalui GBHN 1988/1989 mengundang kalangan swasta untuk berperan lebih besar dalam perekonomian nasional.
Pergeseran struktur ekonomi secara makro-sektoral senada dengan pergeserannya secara keuangan (spasial). Ditinjau dari sudut pandang keuangan (spasial), struktur perekonomian telah bergeser dari struktur pedesaan menjadi struktur perkotaan modern.
Struktur perekonomian indoensia sejak awal orde baru hingga pertengahan dasa warsa 1980-an berstruktur etatis dimana pemerintah atau negara dengan BUMN dan BUMD sebagai perpanjangan tangannya merupakan pelaku utama perekonomian Indonesia. Baru mulai pertengahan dasa warsa 1990-an peran pemerintah dalam perekonomian berangsur-angsur dikurangi, yaitu sesudah secara eksplisit dituangkan melalui GBHN 1988/1989 mengundang kalangan swasta untuk berperan lebih besar dalam perekonomian nasional.
Ada
beberapa faktor yang menentukan terjadinya perubahan struktur ekonomi antara
lain:
1. Produktivitas
tenaga kerja per sektor secara keseluruhan
2. Adanya
modernisasi dalam proses peningkatan nilai tambah bahan baku, barang setengah
jadi dan barang jadi.
3. Kreativitas
dan penerapan teknologi yang disertai kemampuan untuk memperluas pasar produk/jasa
yang dihasilkannya.
4. Kebijakan
pemerintah yang mendorong pertumbuhan dan pengembangan sektor dan komoditi
unggulan.
5. Ketersediaan
infrastruktur yang menentukan kelancaran aliran distribusi barang dan jasa serta
mendukung proses produksi.
6. Kegairahan
masyarakat untuk berwirausaha dan melakukan investasi secara terus-menerus.
7. Adanya
pusat-pusat pertumbuhan baru yang muncul dalam wilayah daerah.
8. Terbukanya
perdagangan luar daerah dan luar negeri melalui ekspor-impor
FAKTOR-FAKTOR
PENENTU PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
Faktor-Faktor Internal
Faktor-faktor tersebut
diantaranya, kondisi perbankan realisasi RAPBN 2003,
terutama yang menyangkut
beban pembayaran bunga utang pemerintah dan pengeluaran stimulus pasca tragedi
Bali, hasil pertemuan CGI yang sempat ditunda akibat tragedi Bali, kebijakan
ekonomi pemerintah terutama dalam bidang fiskal dan moneter, serta perkembangan
ekspor nasional.
Kesiapan dunia usaha
Indonesia dalam menghadapi AFTA 2003 juga akan berpengaruh terhadap prospek
pertumbuhan ekonomi nasional lewat pengaruhnya terhadap prospek perkembangan
neraca perdagangan yang berarti saldo transaksi berjalan.
Faktor-faktor non ekonomi :
politik san sosial, keamanan (terutaman enyangkut apa yang akan dilakukan
pemerintah untuk mencegah tidak terulangnya lagi tragedi Bali), dan hukum
(terutama yang berkaitan langsung dengan kegiatan bisnis dan pelaksana otonomi
daerah). Perbaikan fundamental ekonomi tidak disertai kestabilan politik dan keamanan yang memadai, serta
kepastian hukum.
Faktor-Faktor Eksternal
Faktornya diantaranya adalah
prospek perekonomian dan perdagangan dunia 2003, kondisi politik global,
terutama efek-efek dari perang AS-Irak dan krisis senjata nuklir Korea Utara.
Perang AS dan Irak akan berdampak pada efek haraga minyak dan penurunan ekspor
serta penundaan pengiriman TKI ke wilayah Timur Tengah, sedang efek dari kore
Utara, jika terjadi perang besar-besaran jelas akan mengganggu arus perdagangan
dan investasi di Asia Tenggara dan Timur khusunya dan dunia pada umumnya.
Faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi Indonesia, secara umum adalah :
1. Faktor produksi
2. Faktor investasi
3. Faktor perdagangan
luar negeri dan neraca pembayaran
4. Faktor kebijakan
moneter dan inflasi
5. Faktor keuangan
Negara Chenery mengatakan bahwa perubahan struktur ekonomi
disebut sebagai transformasi struktur yang diartikan sebagai suatu rangkaian
perubahan yang saling terkait satu sama lain dalam komposisi agregat demand
(AD), ekspor-impor (X-M). Agregat supplay (AS) yang merupakan produksi dan
penggunaan faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja dan modal guna mendukung
proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berlanjut (Tambunan, 2003).
BAB
III
Penutup
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas penulis
dapat menyimpulkan bahwa penting bagi kita terlebih bagi yang mempelajari
ekonomi untuk mengetahui apa itu Produk Domestik Bruto, Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia, Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar