INDUSTRIALISASI
BAB I
PENDAHULUAN
Pada
saat, intelektual kebijakan industrialisasi yang dikendalikan negara dimulai
pada abad ke-19. Antusiasme terhadap usulan–usulan untuk industrialisasi
selanjutnya melanda Jepang dan dunia Barat, yang mendorong seorang ahli ekonomi
mengatakan bahwa apa yang semula tidak lebih dari tujuan kebijakan telah
berubah menjadi “ideologi independensi ekonomi”, yang menghendaki “peningkatan
posisi negara serta titik berat pada industrialisasi sebagai wahana bagi
integrasi nasional” (Claire, 1980;139). Indonesia sebagai mata rantai negara berkembang, juga tidak luput terkena
demam industrialisasi tersebut. Semenjak pembangunan ekonomi dimulai secara
terencana sejak tahun 1969, pendekatan yang digunakan Indonesia adalah strategi
industrialisasi.
Makna
praktis industrialisasi adalah memajukan tenaga produktif menjadi lebih modern,
dapat diakses secara massal, dan tinggi kualitas. Tanpa kemajuan tenaga
produktif, negeri ini tidak akan punya ketahanan ekonomi menghadapi gempuran
neo-liberalisme. Tanpa ketahanan ekonomi, kedaulatan negeri ini terutama
kedaulatan rakyatnya berhenti sebatas cita-cita.
Neraca pembayaran BOP
adalah catatan sistematis dari semua transaksi ekonomi internasional
(perdagangan ,investasi, pinjaman, dan sebagainya) yang terjadi antara penduduk
dalam negeri suatu negara dengan penduduk luar negeri selama jangka waktu
tertentu. Pada bab ini saya akan membahas tentang neraca pembayaran dan tingkat
ketergantungan pada modal asing.Dengan membaca tulisan ini saya harap anda akan
memahami,mengerti,dan mengetahui cara menghitung mengenai hal neraca pembayaran
dan mengerti tentang modal asing.
Neraca pembayaran suatu negara adalah catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk negara itu dengan penduduk negara lain dalam jangka waktu tertentu. Atau NPI adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh aktivitas ekonomi yang meliputi perdagangan barang/jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Transaksi ekonomi tersebut diklasifikasikan ke dalam transaksi berjalan, transaksi modal, dan lalu lintas moneter. Transaksi berjalan terdiri atas ekspor ataupun impor barang dan jasa, sedangkan transaksi modal terdiri atas arus modal sektor pemerintah ataupun swasta, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Lalu lintas moneter adalah perubahan dalam cadangan devisa. Dengan demikian, neraca pembayaran memberikan gambaran arus penerimaan dan pengeluaran devisa serta perubahan neto cadangan devisa. Sedangkan menurut Balance of Payments Manual (BPM) yang diterbitkan oleh IMF (1993), definisi balance of payment (BOP) secara umum dapat diartikan sebagai berikut.
Neraca pembayaran suatu negara adalah catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk negara itu dengan penduduk negara lain dalam jangka waktu tertentu. Atau NPI adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh aktivitas ekonomi yang meliputi perdagangan barang/jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Transaksi ekonomi tersebut diklasifikasikan ke dalam transaksi berjalan, transaksi modal, dan lalu lintas moneter. Transaksi berjalan terdiri atas ekspor ataupun impor barang dan jasa, sedangkan transaksi modal terdiri atas arus modal sektor pemerintah ataupun swasta, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang. Lalu lintas moneter adalah perubahan dalam cadangan devisa. Dengan demikian, neraca pembayaran memberikan gambaran arus penerimaan dan pengeluaran devisa serta perubahan neto cadangan devisa. Sedangkan menurut Balance of Payments Manual (BPM) yang diterbitkan oleh IMF (1993), definisi balance of payment (BOP) secara umum dapat diartikan sebagai berikut.
BAB
II
ISI
Konsep dan Tujuan Industrialisasi
Industrialisasi adalah sistem produksi yang
muncul dari pengembangan yang mantap penelitian dan penggunaan pengetahuan
ilmiah. Ia dilandasi oleh pembagian tenaga kerja dan spesialisasi, menggunakan
alat-alat bantu mekanik, kimiawi, mesin, dan organisasi serta intelektual dalam
produksi. Industrialisasi merupakan salah satu strategi jangka panjang untuk
menjamin pertumbuhan ekonomi.
Industrialisasi dalam arti sempit
menggambarkan penggunaan secara luas sumber-sumber tenaga non-hayati, dalam
rangka produksi barang atau jasa. Meskipun definisi ini terasa sangat membatasi
industrialisasi tidak hanya terdapat pada pabrik atau manufaktur, tapi juga
bisa meliputi pertanian karena pertanian tidak bisa lepas dari mekanisasi
(pemakaian sumber tenaga non-hayati) demikian pula halnya dengan transportasi
dan komunikasi.
Proses industrialisasi bisa dipahami melalui
konsep pembangunan, karena arti pembangunan dan industrialisasi seringkali
dianggap sama. Konsep pembangunan bersifat dinamik, karena konsep itu bisa
berubah menurut lingkupnya. Apabila pembangunan itu dihubungkan pada setiap
usaha pembangunan dunia, maka pembangunan akan merupakan usaha pembangunan
dunia. Industrialisasi sebagai proses dan pembangunan industri berada pada satu
jalur kegiatan, yaitu pada hakekatnya berfungsi meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan rakyat. Industrialisasi tidaklah terlepas dari upaya peningkatan
mutu sumber daya manusia, dan pemanfaatan sumber daya alam.
Tujuan pembangunan industri nasional baik jangka menengah maupun jangka panjang ditujukan untuk mengatasi permasalahan dan kelemahan baik di sektor industri maupun untuk mengatasi permasalahan secara nasional, yaitu :
Tujuan pembangunan industri nasional baik jangka menengah maupun jangka panjang ditujukan untuk mengatasi permasalahan dan kelemahan baik di sektor industri maupun untuk mengatasi permasalahan secara nasional, yaitu :
1.
Meningkatkan
penyerapan tenaga kerja industri.
2.
Meningkatkan
ekspor Indonesia dan pember-dayaan pasar dalam negeri.
3.
Memberikan
sumbangan pertumbuhan yang berarti bagi perekonomian.
4.
Mendukung
perkembangan sektor infrastruktur.
5.
Meningkatkan
kemampuan teknologi.
6.
Meningkatkan
pendalaman struktur industri dan diversifikasi produk.
7.
Meningkatkan
penyebaran industri.
Faktor-faktor Pendorong Industrialisasi
·
Kemampuan
teknologi dan inovasi
·
Laju
pertumbuhan pendapatan nasional per kapita
·
Kondisi
dan struktur awal ekonomi dalam negeri. Negara yang awalnya memiliki industri
dasar/primer/hulu seperti baja, semen, kimia, dan industri tengah seperti mesin
alat produksi akan mengalami proses industrialisasi lebih cepat
·
Besar
pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan jumlah penduduk.
·
Indonesia
dengan 200 juta orang menyebabkan pertumbuhan kegiatan ekonomi
·
Ciri
industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi,
jenis industri unggulan dan insentif yang diberikan.
·
Keberadaan
SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih lambat dalam industrialisasi
·
Kebijakan/strategi
pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea masuk bagi industri orientasi ekspor.
Permasalahan Industrialisasi
Kendala bagi pertumbuhan industri di dalam
negeri adalah ketergantungan terhadap bahan baku serta komponen impor.
Mesin-mesin produksi yang sudah tua juga menjadi hambatan bagi peningkatan
produktivitas dan efisiensi.Permasalahan-permasalahan tersebut telah menurunkan
daya saing industri dalam negeri. Kementerian Perindustrian telah
mengidentifikasinya. Responsnya adalah dibuat Program Peningkatan Penggunaan
Produk Dalam Negeri.
Namun, fakta di lapangan jauh dari harapan.
Regulasi pemerintah pusat tak seiring dengan regulasi pemerintah daerah.
Bahkan, di antara kementerian teknis bukan kebijakan sendiri-sendiri.Tahun
2010-2014, Kementerian Perindustrian menargetkan pertumbuhan industri nonmigas
8,95 persen dan kontribusi industri pengolahan terhadap produk domestik bruto
24,67 persen. Ditargetkan total investasi 2010-2014 mencapai Rp 735,9 triliun.
Untuk mencapai target itu, Kementerian
Perindustrian membuat kerangka pembangunan industri nasional. Kerangka itu yang
akan menjadi acuan untuk membangkitkan industri agar siap menghadapi
perdagangan bebas dan ASEAN Economic Community.
Agar siap menghadapi itu semua, menurut Ketua
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton Supit, peningkatan daya saing
menjadi kunci utama. Leadership, mulai dari presiden hingga pejabat pemerintah
lainnya, yang mau mengenakan produk dalam negeri juga tidak boleh diabaikan.
Strategi
Pembangunan Sektor Industri
Tujuan pembangunan industri nasional
baik jangka menengah maupun jangka panjang ditujukan untuk
mengatasipermasalahan dan kelemahan baik di sektor industri maupun untuk
mengatasi permasalahan secara nasional, yaitu:
1. Meningkatkan penyerapan tenaga kerja
industri;
2. Meningkatkan ekspor Indonesia dan
pember-dayaan pasar dalam negeri;
3. Memberikan sumbangan pertumbuhan yang
berarti bagi perekonomian;
4. Mendukung perkembangan sector
infrastruktur;
5. Meningkatkan kemampuan teknologi;
6. Meningkatkan pendalaman struktur
industri dan diversifikasi produk
7. Meningkatkan penyebaran industri.
Bertitik tolak dari hal-hal tersebut dan untuk
menjawab tantangan di atas maka kebijakan dalam pembangunan industri manufaktur
diarahkan untuk menjawab tantangan globalisasi ekonomi dunia serta mampu
mengantisipasi.perkembangan perubahan lingkungan yang sangat cepat. Persaingan
internasional merupakan suatu perspektif baru bagi semua negara berkembang,
termasuk Indonesia, sehingga fokus dari strategi pembangunan industri di masa
depan adalah membangun daya saing industri manufaktur yang berkelanjutan di
pasar internasional. Untuk itu, strategi pembangunan industri manufaktur ke
depan dengan memperhatikan kecenderungan pemikiran terbaru yang berkembang saat
ini, adalah melalui pendekatan klaster dalam rangka membangun daya saing
industri yang kolektif. Industri manufaktur masa depan adalah industri-industri
yang mempunyai daya saing tinggi, yang didasarkan tidak hanya kepada besarnya
potensi Indonesia (comparative advantage), seperti luas bentang wilayah,
besarnya jumlah penduduk serta ketersediaan sumber daya alam, tetapi juga
berdasarkan kemampuan atau daya kreasi dan keterampilan serta profesionalisme
sumber daya manusia Indonesia (competitive advantage).
Bangun susun sektor industri yang diharapkan
harus mampu menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional dan menjadi
tulang punggung ketahanan perekonomian nasional di masa yang akan datang.
Sektor industri prioritas tersebut dipilih berdasarkan keterkaitan dan
kedalaman struktur yang kuat serta memiliki daya saing yang berkelanjutan serta
tangguh di pasar internasional.
Pembangunan industri tersebut diarahkan pada penguatan daya saing, pendalaman rantai pengolahan di dalam negeri serta dengan mendorong tumbuhnya pola jejaring (networking) industri dalam format klaster yang sesuai baik pada kelompok industri prioritas masa depan, yaitu: industri agro, industri alat angkut, industri telematika, maupun penguatan basis industri manufaktur, serta industri kecil-menengah tertentu.
Pembangunan industri tersebut diarahkan pada penguatan daya saing, pendalaman rantai pengolahan di dalam negeri serta dengan mendorong tumbuhnya pola jejaring (networking) industri dalam format klaster yang sesuai baik pada kelompok industri prioritas masa depan, yaitu: industri agro, industri alat angkut, industri telematika, maupun penguatan basis industri manufaktur, serta industri kecil-menengah tertentu.
Dengan memperhatikan permasalahan yang
bersifat nasional baik di tingkat pusat maupun daerah dalam rangka peningkatan
daya saing, maka pembangunan industri nasional yang sinergi dengan pembangunan
daerah diarahkan melalui dua pendekatan. Pertama, pendekatan top-down yaitu
pembangunan industri yang direncanakan (by design) dengan memperhatikan
prioritas yang ditentukan secara nasional dan diikuti oleh partisipasi daerah.
Kedua, pendekatan bottom-up yaitu melalui penetapan kompetensi inti yang
merupakan keunggulan daerah sehingga memiliki daya saing. Dalam pendekatan ini
Departemen Perindustrian akan berpartisipasi secara aktif dalam membangun dan
mengembangkan kompetensi inti daerah tersebut. Hal ini sekaligus merupakan
upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah, yang pada gilirannya
dapat mengurangi tingkat kemiskinan dan pengangguran.
Strategi substitusi impor (Inward Looking).
Bertujuan mengembangkan industri
berorientasi domestic yang dapat menggantikan produk impor. Negara yang
menggunakan strategi ini adalah Korea & Taiwan. Pertimbangan menggunakan
strategi ini:
- Sumber daya alam & Faktor produksi cukup tersedia
- Potensi permintaan dalam negeri memadai
- Sebagai pendorong perkembangan industri manufaktur dalam negeri
- Kesempatan kerja menjadi luas
- Pengurangan ketergantungan impor, shg defisit berkurang’
- Sumber daya alam & Faktor produksi cukup tersedia
- Potensi permintaan dalam negeri memadai
- Sebagai pendorong perkembangan industri manufaktur dalam negeri
- Kesempatan kerja menjadi luas
- Pengurangan ketergantungan impor, shg defisit berkurang’
Strategi promosi ekspor (outward Looking)
Beorientasi ke pasar internasional dalam usaha
pengembangan industri dalam negeri yang memiliki keunggulan bersaing. Rekomendasi
agar strategi ini dapat berhasil :
- Pasar harus menciptakan sinyal harga yang benar yang merefleksikan kelangkaan barang yang bisa baik pasar input maupun output.
- Tingkat proteksi impor harus rendah.
- Nilai tukar harus realistis.
- Ada insentif untuk peningkatan ekspor.
- Pasar harus menciptakan sinyal harga yang benar yang merefleksikan kelangkaan barang yang bisa baik pasar input maupun output.
- Tingkat proteksi impor harus rendah.
- Nilai tukar harus realistis.
- Ada insentif untuk peningkatan ekspor.
Mencari
Data-data Statistik PDB Tahun-tahun Akhir Berdasarkan Sektor Dan Bandingkan
Peran Sektor Industri Dengan Faktor Lainnya.
Produk
Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah)
Lapangan Usaha
|
2004
|
2005
|
2006
|
2007
|
2008*
|
2009**
|
Industri Pengolahan
|
644,432.6
|
760,361.3
|
919,539.3
|
1,068,653.9
|
1,380,731.1
|
1,480,905.4
|
a.
Industri Migas
|
94,263.4
|
138,440.9
|
172,094.9
|
182,324.3
|
242,043.0
|
213,706.5
|
1. Pengilangan Minyak Bumi
|
59,062.0
|
89,629.6
|
117,952.2
|
122,118.3
|
148,564.3
|
132,145.0
|
2. Gas Alam Cair (LNG)
|
35,201.4
|
48,811.3
|
54,142.7
|
60,206.0
|
93,478.7
|
81,561.5
|
b.
Indusri Bukan Migas
|
550,079.2
|
621,920.4
|
747,444.4
|
886,329.6
|
1,138,670.1
|
1,267,198.9
|
1). Industri Makanan, Minuman dan
Tembakau
|
163,553.7
|
177,753.1
|
212,738.0
|
264,100.5
|
346,185.6
|
420,629.2
|
2). Indusri Tekstil, Barang dan Alas
Kaki
|
71,474.1
|
77,087.2
|
90,116.5
|
93,598.4
|
104,829.7
|
116,482.8
|
3). Industri Kayu
dan Produk Lainnya
|
31,225.9
|
35,247.5
|
44,602.6
|
54,880.9
|
73,196.2
|
80,134.5
|
4). Industri
Produk Kertas dan Percetakan
|
31,036.3
|
33,898.8
|
39,637.0
|
45,403.1
|
51,912.3
|
61,110.4
|
5). Industri
Produk Ppuk, Kimia dan Karet
|
64,012.6
|
76,213.6
|
94,078.8
|
110,769.6
|
154,117.2
|
162,658.1
|
6). Industri
Produk Semen dan Penggalian Bukan Logam
|
21,588.3
|
24,589.1
|
29,013.3
|
32,814.3
|
40,178.7
|
43,482.2
|
7). Industri
Logam Dasar Besi dan Baja
|
16,154.6
|
18,382.7
|
20,687.0
|
22,907.7
|
29,213.1
|
26,732.6
|
8). Industri
Peralatan, Mesin dan PerlengkapanTransportasi
|
145,971.3
|
172,957.1
|
209,460.1
|
254,278.4
|
329,911.7
|
346,157.3
|
9). Produk
Industri Pengolahan Lainnya
|
5,062.4
|
5,791.3
|
7,111.1
|
7,576.7
|
9,125.6
|
9,811.8
|
Neraca Pembayaran dan Tingkat
Ketergantungan Pada Modal Asing
I. Neraca Pembayaran
Neraca
pembayaran adalah catatan sistematis dari semua transaksi ekonomi internasional
yang terjadi penduduk dalam negeri suatu negara dengan penduduk luar negeri
selama jangka waktu tertentu dan biasanya dinyatakan dalam dolar AS. BOP
sangat berguna karena menunjukkan struktur dan komposisi transaksi ekonomi dan
posisi keuangan internasional dari suatu negara, dan juga BOP merupakan salah
satu indikator fundamental ekonomi dari suatu negara disamping
variabe;-variabel ekonomi makro lainnya.
BOP terdiri atas 3 saldo, yaitu:
- Saldo neraca transaksi berjalan ( TB )
- Saldo neraca modal ( CA )
- Saldo neraca moneter ( MA )
TB adalah
jumlah saldo dari 1.neraca perdagangan yang mencatat ekspor dan impor barang 2.
Neraca jasa yang mencatat ekspor dan impor termasuk pendapatan royalti bunga
deposito, transfer keuntungan bagi investor asing, pembayaran bunga cicilan
utang luar negeri dan kiriman uang masuk dari tenaga kerja indonesia diluar
negeri dan 3. Transaksi-transaksi sepihak, yakni yang mencatat transaksi
keuangan internasional sepihak atau tanpa melakukan kegiatan keuangan tertentu
sebagai kompensasi dari pihak penerima. Terkadang, untuk menutupi defisit TB
dilakukan fasilitas khusus dari IMF yaitu Special Drawing Rights.
CA
adalah neraca ygmencatat arus modal jangka pendek dan jangka panjang masuk dan
keluar yang terdiri atas modal pemerintah neto dan lalu lintas modal swasta
neto. Modal pemerintah yaitu selisih antara pinjaman baru yg didapat dari luar
negeri dan pelunasan utang pokok dari pinjaman yg didapat pada periode
sebelumya yang sudah jatuh tempo. Lau lintas modal swasta neto adalah selisih
antara dana investasi yg masuk, pinjaman dari luar negeri, dan pelunasan utang
pokok swasta dan dana investasi keluar negeri. Dana investasi terdiri dari dua
macam yaitu investasi langsung dan investasi tidak langsung.
MA
adalah neraca yg mencatat perubahan cadangan devisa berdasarkan transaksi arus
devisa yg masuk dan keluar dari suatu negara dalam suatu periode tertentu yg
dicatat oleh bank sentralnya. CD yg dicatat secara resmi, disebut neraca
cadangan.
Selisih
perhitungan antara neraca cadangan dan neraca moneter disebut error &
omission. Karena secara keseluruhan saldo BOP harus ( nol=kredit ), maka
MA berfungsi sebagai pos pengimbang agar selisih agar selisih antara neraca
cadangan agar selisih antara neraca cadangan dan e&o sama dengan 0. Oleh
karena itu, didalam MA tanda ( + ) berarti defisit atau CD berkurang dan tanda
( - ) artinya surplus ( CD bertambah.
II. MODAL
1. Manfaat Bagi Negara Pemberi dan Negara
Penerima
Seperti
halnya perdagangan Internasional, mobilisasi modal antar negara mempunyai
manfaat bagu negara pengekspor maupun pengimpor modal tersebut. Proyek
investasi dengan tingkat pengembalian ( return on investment ; ROI ) yang
tinggi di suatu negara tidak akan dikorbankan karena kelangkaan dana, sementara
proyek investasi dengan hasil yang rendah di negara yg memiliki dana dana
berlimpah dapat terus dilaksanakan. Manfaat dari adanya investasi dari DCs di
LDCs juga harus dilihat dalam bentuk pertumbuhan output ( PDB ) kesempatan
kerja dan pendapatan, peralihan teknologi, pengetahuan manajemen, dll.
2.
Pembiayaan
Defisit Tabungan-Investasi ( S-I Gap )
Bagi
Indonesia modal asing diperlukan bukan hanya untuk membiayai defisit neraca transaksi
berjalan atau menutupi kekurangan CD, tetapi juga untuk membiayai investasi di
dalam negeri. Defisit neraca transaksi berjalan paling tidak harus dikompensasi
dalam jumlah yg sama oleh surplus CA agar CD tidak berkurang. Semakin besar
defisit neraca transaksi berjalan, semakin besar modal masuk yg diperlukan
untuk menjaga agar CD tidak berkurang. Indonesia selama ini sangat tergantung
modal asing untuk membiayai investasi didalam negeri karena dana yg bersumber
dari tabungan lebih kecil daripada kebutuhan dana untuk investasi.
3. Perkembangan Arus Modal Masuk
Sebagian
besar modal asing yang masuk ke Indonesia adalah modal resmi, walaupun porsinya
bervariasi antar tahun. Ini karena modal asing resmi lebih dominan dibandingkan
modal swasta sebagai sumber eksternal bagi pembiayaan tabungan-investasi
gap Indonesia. Terutama sejak kerisis ekonomi yg disusul dengan krisis politik
dan sosial, peran modal asing resmi semakin penting terutama dari IMF, Bank
Dunia dan CGI, sedangkan peran dari modal asing berkurang karena indonesia
menjadi tidak menarik lagi atau tidak aman untuk investasi.
Sebenarnya yang penting bukan angak persetujuan untuk diperhatikan., tetapi
angka realisasinya. Data dari BKPM yang diolah oleh Litbang harian Kompas
menunjukan bahwa nilai realisasi investasi langsung di Indonesia baik PMDN
maupun PMA rata-rata pertahun sangat kecil sebagai suatu persentase dari nilai
investasi yg disetujui.
4.
Arus
Modal Resmi
Arus
modal resmi dalam bentuk pinjaman maupun bantuan pembangunan dari negara-negara
donor secara individu ( pinjaman bilateral ). Pada saat ktisis Indonesia
membutuhkan bantuan luar negeri karena modal asing swasta menurun drastis. Pada
saat investasi asing mulai masuk lagi ke Indonesia, bantuan luar negeri
terutama dalam bentuk bantuan pembangunan dan pinjaman dari IMF menunjukan tren
yang menurun.
Bagian terpenting dari arus modal resmi yg diterima oleh pemerintah indonesia
setiap tahun adalah bantuan pembangunan dalam bentuk pinjaman dengan bunga
sangat murah dan persyaratan-persyaratan sangat lunak, maupun dalam bentuk
hibah. Ketergantungan pemerintah terhadap bantuan pembangunan dari sumber
eksternal berkorelasi negatif terhadap defisit keuangan pemerintah ( APBN )
yakni sebagai berikut:
BPN = G – Ty
BPN = bantuan
pembangunan neto
G= pengeluaran
pemerintah
Ty= pendapatan
pemerintah
Apabila G>Ty
yakni APBN defisit, arus APBN ke Indonesia positif, dan sebaliknya.
Karena defisit APBN dibiayai oleh modal asing resmi yg sebagian besar dalam
bentik pinjaman, maka semakin besar defisit APBN, semakin besar pemerintah
dalam pembayaran bunga pinjaman. Dan semakin besar pembayaran bunga pinjaman,
semakin besar defisit NJ ( TRANSFER
NETO) yang kalau lebih besar dari pada surplus NP mengakibatkan semakin
besar defisit saldo TB. Berarti, defisit TB mempunyai suatu korelasi yang kuat
dengan arus modal asing resmi atau BPN.
III. UTANG LUAR
NEGERI
1. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB
Salah
satu komponen terpenting dari arus modal masuk yang banyak mendapat perhatian
di dalam literatur mengenai pembangunan ekonomi di LDCs adalah ULN. Tingginya
ULN dari banyak LCDs disebabkan oleh faktor-faktor:
-
Defisit TB
-
Kebutuhan dana untuk membiayai tabungan-investasi gap yang negatif
-
Tingkat inflasi yang tinggi
-
Dan ketidakefisiensinya struktural di dalam perekonomian mereka.
Jika
sebuah negara telah mecapai suatu tingkat pembangunan tertentu pada fase
terakhir dari proses pembangunan, ketergantungan negara tersebut terhadap
pinjaman luar negeri akan lebih rendah dibandingkan dengan periode pada saat
negara itu baru mulai membangun. Proksi yang umum digunakan untuk mengukur
tingkat pembangunan sebuah negara adalah tingkat PDB dalam nilai riil
perkapita, sedangkan indikator-indikator makro yang umum digunakan untuk
mengukur tingkat ketergantungan sebuah negara yerhadap bantuan atau ULN adalah
misalnya rasio ULN-PDB atau rasio ULN terhadap nilai total dari perdagangan
luar negeri ekspor+impor atau terhadap nilai ekspor.
2. Perkembangan ULN Indonesia
Dalam
kasus Indonesia, tren perkembangan ULN-nya cenderung menunjukkan suatu korelasi
positif antara peningkatan jumlah ULN yang sering disebut Growth With
Indebtedness. ULN Indonesia terdiri dari sektor publik ( pemerintah dan BUMN )
dan swasta yang digaransi maupun tidak oleh pemerintah. Sejak krisis ekonomi
pinjaman dari IMF menjadi komponen penting dari ULN pemerintah yang dapat
dikatakan sebagai penyelamat Indonesia hingga tidak sampai mengalami status kebangkrutan
secara finansial.
Khusus
untuk ULN pemerintah, salah satu rasionya dalah pembayaran DS terhadap
pengeluaran pemerintah. Selama periode 1993-1994-2000, rasio paling
rendah adalah 60% (1993-1994) dan paling tinggi adalah 140% (2000) .
Perhitungan rasio ini tidak termasuk utang dari IMF. Rasionya akan lebih tinggi
jika termasuk IMF.Rasio pembayaran DS terhadap pengeluaran pemerintah tersebut
jauh lebih besar dibandingkan rasio BP luar negeri terhadap pengeluaran
pembangunan, yang artinya beban pembayaran DS lebih besar daripada keuntungan
dari adanya pinjaman lunak untuk membiayai pinjaman.
Beban
pemerintah dalam pembayaran DS menjadi semakin besar sejak krisis ekonomi atau
tepatnya sejak pemerintah melibatkan IMF dalam usaha pemulihan ekonomi
nasional. Jumlah tersebut merupakan bunga atas pinjaman yg tidak dapat dipakai
oleh pemerintah karena pinjaman dari IMF itu hanya boleh difungsikan sebagai
pendukung.
BI
membuat perhitungan mengenai jadwal pembayaran DS yg harus dilakukan oleh
pemerintah kepada IMF selama periode 2002-2010. Perhitungan ini didasarkan pada
jumlah utang dari IMF yang diterima oleh pemerintah hingga Juni 2002 sebesar
9,4 miliar dolar AS. Hingga 2010 jumlah pokok utang dan bunga yang dibayar
mencapai masing-masing 9,4 miliar dolar AS dan hampir 1 miliar dolar AS.
Bab
III
Kesimpulan
Industrialisasi
bertujuan menjadikan sektor industri yang mantap, kuat dan stabil melalui usaha
terpadu yang melibatkan seluruh rakyat dengan berlandaskan azas demokrasi
ekonomi, pemerataan dan kesempatan berusaha, meingkatkan ekspor dan tetap
memelihara kelestarian lingkungan hidup. Perkembangan industry juga mempunyai
manufaktur di sebuah negara juga yang dapat digunakan untuk melihat
perkembangan industri secara nasional di negara itu. Perkembangan ini dapat
dilihat baik dari aspek kualitas produk yang dihasilkannya maupun kinerja
industri secara keseluruhan.
Neraca pembayaran suatu negara adalah
catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk
negara itu dengan penduduk negara lain dalam jangka waktu tertentu. Atau NPI
adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh aktivitas ekonomi
yang meliputi perdagangan barang/jasa, transfer keuangan dan moneter antara
penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the world)
untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Transaksi ekonomi
tersebut diklasifikasikan ke dalam transaksi berjalan, transaksi modal, dan
lalu lintas moneter. Transaksi berjalan terdiri atas ekspor ataupun impor
barang dan jasa, sedangkan transaksi modal terdiri atas arus modal sektor
pemerintah ataupun swasta, baik yang bersifat jangka pendek maupun jangka
panjang. Lalu lintas moneter adalah perubahan dalam cadangan devisa. Dengan
demikian, neraca pembayaran memberikan gambaran arus penerimaan dan pengeluaran
devisa serta perubahan neto cadangan devisa. Sedangkan menurut Balance of Payments
Manual (BPM) yang diterbitkan oleh IMF (1993), definisi balance of payment
(BOP) secara umum dapat diartikan sebagai berikut.
Balance of payment (BOP) atau neraca pembayaran internasional adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang / jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Dari definisi di atas dapat dikemukakan bahwa BOP (balance of payment) merupakan suatu catatan sistematis yang disusun berdasarkan suatu sistem akuntansi yang dikenal sebagai” double-entry bookkeeping” sehingga setiap transaksi internasional yang terjadi akan tercatat dua kali, yaitu sebagai transaksi kredit dan sebagai transaksi debit.
Balance of payment (BOP) atau neraca pembayaran internasional adalah suatu catatan yang disusun secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan barang / jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk (resident) suatu negara dan penduduk luar negeri (rest of the world) untuk suatu periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Dari definisi di atas dapat dikemukakan bahwa BOP (balance of payment) merupakan suatu catatan sistematis yang disusun berdasarkan suatu sistem akuntansi yang dikenal sebagai” double-entry bookkeeping” sehingga setiap transaksi internasional yang terjadi akan tercatat dua kali, yaitu sebagai transaksi kredit dan sebagai transaksi debit.
Bab
IV
Daftar
Pustaka
http://ichaakecil.wordpress.com/2011/05/25/36/
http://listyajie.blogspot.com/2011/04/data-statistik-pdb-tahun-mutahir.html
http://listyajie.blogspot.com/2011/04/data-statistik-pdb-tahun-mutahir.html
http://www.setneg.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=215
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/12/28/11002592/Industri.Hambatannya.Masih.Sama
http://www.datacon.co.id/Outlook-2010Industri1.html
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/12/28/11002592/Industri.Hambatannya.Masih.Sama
http://www.datacon.co.id/Outlook-2010Industri1.html